Senin, 05 Januari 2009

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BLOG

Anda punya blog? Itu lumrah. Saat ini blog sudah menjadi gaya hidup bahkan lebih penting daripada nyawa. Masih inget penduduk China yang tetep ngeblog meski dilanda gempa hebat beberapa waktu lalu? Nah itulah salah satu kehebatan dari blog. Tapi apakah anda tahu asal muasal dari blog? Nah kalau yang ini mungkin anda belum tahu.Istilah blog muncul pertama kali pada tahun 1997 oleh Jorn Barger. Istilah itu digunakan oleh Barger untuk menyebut website yang berisi catatan-catatan harian si websurfer. Blog pertama kemungkinan besar adalah halaman “What’s New” pada browser Mosaic yang dibuat oleh Marc Andersen pada tahun 1993. Mosaic sendiri adalah browser pertama sebelum kemunculan dari Internet Explorer. Tapi ada yang mengatakan bahwa blog pertama adalah website pribadi milik Justin Hall.Ketenaran blog dipicu oleh kejadian 9 September 2001, yaitu serangan ke gedung kembar WTC. Kala itu banyak warga Amerika yang membanjiri internet untuk mencari tahu mengenai kejadian itu. Ternyata banyak rekaman atau catatan-catatan pribadi dari orang-orang yang mengalami atau melihat langsung kejadian itu. Sejak saat itu blog menjadi alternatif sumber informasi dan berita. Nah sejak saat itu blog menjadi suatu trend dan banyak orang membuat blog. Para pemilik blog disebut juga blogger.Bagaimana dengan di Indonesia? Perkembangan blog di negara kita tak jauh beda. Diawali tahun 1999-2000 dan menjadi trend di tahun 2003. Bahkan di tahun tersebut blog sudah dianggap memiliki potensi.Nah tahun-tahun belakangan ini, blog sudah menjadi sumber nafkah sebagian blogger di Indonesia. Banyak blogger yang sudah meraup ribuan dollar menjadi netpreanur, seperti cosa, atau yang lainnya. Selain masyarakat ‘biasa’, banyak tokoh-tokoh masyarakat yang ikut ngeblog. Mulai dari konsultan perusahaan sampai dengan seniman juga mempunyai blog pribadi. Tentu saja isi dari blog tersebut bervariasi, tergantung profesi yang mereka tekuni.Nah walaupun ada tokoh yang apatis terhadap perkembangan blog dan blogger, tapi menurut saya blog akan terus berkembang dan exist sepanjang masih hidupnya internet di dunia ini. Keep blogging dan selalu sukses buat blogger.


Sumber : http://sejarah blog.com

Kamis, 01 Januari 2009

Telepon Seluler:Teknologi Budaya dan Budaya Teknologi

PONSEL SEBAGAI TEKNOLOGI BUDAYA, BUDAYA TEKNOLOGI DITINJAU DARI PERSFEKTIF SOSIOLOGI


ISTILAH

  • Komunikasi : peristiwa pertukaran informasi atau berita yang berjalan dan terus menerus
  • 4 komponen terjadinya komunikasi : Pengirim berita (sumber), Pihak yang menerima berita, Isi berita, dan Media penyampai (transmisi)
  • Telekomunikasi adalah setiap pemancaran, pengiriman, dan atau penerimaan dari setiap informasi dalam bentuk benda, isyarat, tulisan, gambar, suara, dan bunyi melalui sistim kawat, optik, radio, atau sistim elektronik lainnya.
  • Budaya adalah hasil karya cipta manusia yang diperoleh dari hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian dan adat istiadat
  • Kebudayaan diciptakan dengan tujuan demi kepentingan dan peningkatan kesejahteraan hidup manusia


CIRI – CIRI BUDAYA

  • Menyeluruh,
  • Berkembang dalam ruang atau bidang geografis tertentu dan
  • Berpusat pada perwujudan nilai-nilai tertentu

WUJUD BUDAYA

  • Ide dalam tata hidup,
  • Tingkah laku dalam tata hidup,
  • Produk sebagai:
  1. Ekspresi pribadi
  2. Sarana hidup dan
  3. Nilai dalam bentuk

FUNGSI BUDAYA

  • Mendasari, mendukung, dan mengisi masyarakat dengan nilai-nilai hidup untuk dapat, Bertahan, Menggerakkan serta Membawa masyarakat kepada taraf hidup tertentu :
  1. hidup lebih baik,
  2. lebih manusiawi dan
  3. berperikemanusiaan.

PENYEBAB PERUBAHAN BUDAYA

Faktor Internal

  1. Bertambahnya atauBerkurangnya produk,
  2. Penemuan-penemuan baru (inovation),
  3. Pertentangan-pertentangan dalam masyarakat (konflik) dan
  4. Adanya pemberontakan atau revolusi.

Faktor Eksernal

  1. Perubahan lingkungan fisik manusia (bencana alam),
  2. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain dan
  3. Karena adanya peperangan.

PERKEMBANGAN PONSEL & TEKNOLOGI KOMUNIKASI

SEJARAH PERTELEPONAN

  • 2 Juni 1875, Alexander Graham Bel menemukan “electric speaking telepon”
  • 1888, Heinrich Hertz menemukan “perjalanan” gelombang yang melewati atsmosfir
  • 1910, Lars Magnus Ericcson menemukan peralatan Telegraph
  • 1921 Depertemen Kepolisian Detroit Michigan menggunakanTelepon Mobile
  • 1967, Westerlund mendirikan perusahaan transmisi (NOKIA)
  • 1969, Telepon seluler dikomersialkan oleh AT&T
  • 1973, Motorola menciptakan telepon genggam

PERKEMBANGAN TELEPON DI INDONESIA

  1. 1974, telkom diberikan wewenang untuk menyelenggarakan telekomunikasi untuk umum di Indonesia
  2. 1980, Indosat berdiri
  3. 1990, Berdirian perusahaan radio Panggilan
  4. 1995, Telkomsel berdiri sebagai perusahaan pertama seluler di Indonesia
  5. 2006, Smart Telecom berdiri sebagai perusahaan seluler CDMA 2000 1x terakhir di Indonesia

MOBILE BROADBAND SERVICE

  1. Indonesia leads South East Asia” in adopting mobile broadband services
  2. Jumlah koneksi HSPA melebihi koneksi Fixed BB, 315,000 koneksi HSPA dibandingkan dg 300,000 koneksi fixed-broadband pada akhir 2007
  3. 5.5 juta pelanggan 3G (June 2008)

INTERNET

Indonesia – pengguna berat dari Mobile Internet

  1. Yahoo!Go
  2. 1 in Asia
  3. 3 Worldwide
  4. AdMob
  5. 2 Worldwide
  6. myGamma
  7. 1 Top ten list by advertising page view and percent year-on-year growth
  8. Opera Mini
  9. 2 In Opera Mini worldwide traffic (63% traffic = social networking sites)
  10. Taptu
  11. Taptu user base worldwide

SOSIAL NETWORK

  1. Friendster:
  2. 1 in Asia (12 juta anggota dari total 75 juta

BISNIS TELEKOMUNIKASI

Dipengaruhi oleh:

  • Regulasi
  • Kemajuan Teknologi
  • Permintaan Pelanggan

DAMPAK PONSEL & TEKNOLOGI TELEKOMUNIKASI TERHADAP
EKONOMI & BUDAYA

PENGARUH TERHADAP EKONOMI

  • Pertumbuhan telekomunikasi sebesar 1% secara langsung atau tak langsung memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 3% (ITU).
  • Peningkatan aktivitas perdagangan akibat pertumbuhan telekomunikasi
  • Penyerapan Tenaga Kerja ( padat karya )

TELEKOMUNIKASI & BUDAYA

  • Internet pemicu antisocial behavior
  • anonymous
  • tidak bertatap muka secara langsung
  • Budaya kita?
  • tidak/kurang belajar dari sejarah
  • suka jalan pintas

PENGARUH PADA BUDAYA SOSIAL

  1. Aktor (means) pengubah dan sekaligus sebagai Sasaran (ends) dari perubahan
  2. Memudahkan aktivitas manusia
  3. Penyebab kesenjangan ekonomi dan sosial.
  4. Teknologi tepat guna menjadi tidak popular

PENGARUH PADA BUDAYA BIROKRAT

  1. Budaya terbuka
  2. Disiplin
  3. Tertulis
  4. Hirarki --> Jaringan
  5. Berbagi Informasi
  6. Gagap Teknologi
  7. Loncatan budaya

PENGARUH PADA BUDAYA BISNIS

  1. e-Biznis baru
  2. Pangsa Pasar baru
  3. Riset Pasar murah
  4. 24 jam /7 hari
  5. Ubiquitous: every one, every where & every time
  6. Gagap Teknologi
  7. Loncatan budaya
  8. Ancaman Global

PENGARUH PADA PENDIDIKAN

  • Dampak Positif
  1. Perubahan sarana belajar
  2. Kemudahan mendapat informasi dan bahan belajar
  3. Munculnya sarana belajar online (e-learning)
  4. Luas jangkauan komunitas dan interaksi
  5. Knowledge sharing
  6. Peningkatan Social interactions, walaupun secara online
  7. Budaya dengar ke budaya menonton Sarana video, televisi
  8. Collaborative and participatory
  9. Belajar mandiri
  • Dampak Negatif
  1. berkurangnya nilai kemanusiaan
  2. Jarangnya interaksi secara fisik
  3. ikatan emosi dan penghargaan kepada guru akan berkurang
  4. perubahan mental siswa karena pornografi melalui internet

Profil PT. Indoprima Mikroselindo (PRIMASEL)

  1. Memiliki Ijin Penyelenggaraan Telekomunikasi Bergerak Seluler dengan alokasi pita frekuensi 1903.125 – 1910 MHz berpasaangan dengan frekuensi 1983.125 – 1990 MHz (5 Carriers) berdasarkan Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 177/KEP/M.INFO/10/2006 tanggal 8 Desember 2006 dan beroperasi secara Nasional.
  2. Mendapatkan ijin peggunaan kode akses 0881 & 0882 pada bulan Februari 2004
  3. Penetapan SPC # 12 pada bulan Juli 2004
  4. Penetapan MNC # 9 pada bulan Oktober 20005
  5. Memiliki Ijin Stasiun Radio untuk BTS dalam rangka Komersial dan selanjutnya dalam rangka pengembangan BTS skala nasional.

Corporate Business Solution

Smart Telecom - Corporate Business Solution (CBS), adalah untuk melayani segmen pelanggan korporat. CBS mempunyai misi untuk melayani kebutuhan telekomunikasi baik data dan suara dengan cara memberikan solusi yang terbaik bagi pelanggan. CBS juga bisa memberikan solusi yang dapat disesuaikan (customize) dengan kebutuhan khusus yang dimiliki oleh pelanggan korporat.
Untuk memberikan pelayanan yang terbaik, CBS Account Manager secara khusus melayani dan sekaligus berfungsi sebagai konsultan dalam memberikan solusi terbaik bagi berbagai masalah telekomunikasi yang dihadapi oleh pelanggan korporat. Juga terlibat aktif dalam memajukan usaha pelanggannya dengan cara memberi masukan, ide-ide untuk pengembangan bisnis dan memberikan komitmen yang tinggi atas kualitas produk serta layanan dari Smart Telecom.

Untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi CBS Account Manager kami.
Solusi CBS meliputi
1. Voice Services
2. Connectivity Services
3. Leveraging Services

Paket Pascabayar Smart

Keuntungan berlangganan Smart Pascabayar

  1. Gratis Kartu Perdana pascabayar
  2. Tarif terhemat untuk telepon dan SMS
  3. Tarif flat sejak menit pertama untuk percakapan lokal ataupun interlokal ke sesama smart maupun lintas operator.
  4. Paket istimewa Smart Pasca Bayar

Paket Prabayar Smart

Registrasi Prabayar
SMS ke 4444
Daftar*tipe dokumen (KTP/SIM/Passport)*nomor dokumen*
nama lengkap*jenis kelamin (L/P)*tempat lahir*tanggal lahir
(dd.mm.yyyy)*pekerjaan*alamat lengkap*kota

IDD (01033)

Nikmati komunikasi ke luar negeri dengan tarif yang hemat dengan menggunakan akses 01033 Smart untuk menghubungi nomor kantor, rumah atau ponsel di luar negeri menggunakan akses IDD 01033 Smart dengan tariff mulai dari Rp 1.000 per menit.

Cara menggunakan IDD 01033

Smart M@il

  • Smart M@il adalah layanan yang memungkinkan pelanggan Smart untuk mengakses mail secara mobile kapan saja dan di mana saja sejauh dalam jangkauan layanan data Smart dengan menggunakan fasilitas WAP yang terdapat dalam handset.

    Melalui layanan Smart M@il, Anda akan menerima notifikasi (alert) melalui SMS jika ada e-mail baru yang masuk ke mailbox Anda.

    Berikut adalah fitur-fitur yang terdapat dalam layanan Smart M@il:

1. Account email dengan kapasitas 30MB
2. Akses maksimum 2 email POP3/IMAP
3. Alert pada saat menerima email baru
4. Baca, tulis, balas dan meneruskan email
5. Membuka attachment gambar dan PDF
Biaya berlangganan Rp. 20.000,-/bulan (belum termasuk PPn) dan layanan ini hanya dapat berfungsi optimal bagi pelanggan yang memiliki handset dengan WAP browser (Haier D1200P, Nokia, dan lainnya).

Smart Coverage

Smart Telecom direncanakan akan beroperasi di seluruh wilayah Indonesia meliputi pulau Jawa, Bali, Lombok, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya.

Berikut area-area jangkauan komunikasi Smart :

  1. Java 1 : - Jakarta - Anyer - Bekasi - Bogor - Ciawi - Cikampek - Cikarang - Cilegon - Karawang - Merak - Pandeglang - Purwakarta - Serang – Tangerang
  2. Java 2 : - Bandung - Banjar - Ciamis - Cianjur - Cimahi - Cipanas - Cirebon - Garut - Indramayu - Kuningan - Majalengka - Padalarang - Pangandaran - Pelabuhanratu - Soreang - Subang - Sukabumi - Sumedang
  3. Java 3 : - Semarang - Banjarnegara - Banyumas - Blora - Boyolali - Brebes - Cilacap - Demak - Jepara - Karanganyar - Kebumen - Kendal - Kudus - Pati - Pekalongan - Pemalang - Purbalingga - Purwodadi - Purwokerto - Purworejo - Rembang - Salatiga - Solo - Sukoharjo - Tegal - Temanggung - Ungaran - Wonosobo - Yogyakarta - Bantul - Klaten - Magelang - Sleman - Wates - Wonogiri - Wonosari
  4. Java 4 : - Surabaya - Bangkalan - Besuki - Blitar - Bojonegoro - Bondowoso - Gresik - Jember - Jombang - Kediri - Lamongan - Lumajang - Madiun - Magetan - Malang - Mojokerto - Nganjuk - Ngawi - Pamekasan - Pasuruan - Ponorogo - Probolinggo - Sidoarjo - Sumenep - Tuban - Tulungagung + Bali : - Denpasar - Bangli - Kuta - Nusa Dua - Sanur - Singaraja - Tabanan


Telepon Seluler Teknologi Budaya dan Budaya Teknologi

Studi-Studi Tentang Penggunaan HP di Berbagai Negara
Irwansyah, MA
  • Ranghild Overa (2008) menggambarkan konteks negara Ghana dan memperlihatkan akses HP mempengaruhi kehidupan sehari-hari dan ekonomi bagi pedagang hasil bumi:
  1. HP menjadi alat komunikasi antara pedagang kota dan desa karena sering berpindah-pindah dan tidak punya kanto
  2. Pedagang bertukar informasi dan memilih berkomunikasi verbal daripada penggunaan SMS.
  • Pui-lam “Patrick” Law dan Yinni Peng (2008) meneliti pekerja migran Cina bagian Selatan berkaitan dengan formasi jaringan kerja yang terbuka dan luas
  1. HP menjadi alat untuk berkomunikasi dengan keluarga di daerah rural
  2. HP memperluas jaringan untuk mendapatkan pasar kerja
  • Judith Mariscal dan Carla Marisa Bonina (2008) mensurvei penggunaan HP di Mexico
  1. 49% perempuan muda ditemukan tergantung dengan HP dengan sering menelepon keluarga yang berada di rumahnya.
  2. Generasi muda sulit membedakan antara komunikasi face-to-face dengan komunikasi dengan menggunakan HP.
  • Patricia Mechael (2008) meneliti tentang penggunaan HP dalam pelayanan kesehatan di Mesir
  1. Pemanfaatan HP lebih bermanfaat bagi pekerja kesehatan di daerah pinggiran kota dan rural untuk mengatasi rasa terisolasi
  2. Pekerja kesehatan menggunakan HP untuk memanggil dan berkoordinasi pejabat yang bertanggung jawab fasilitas kesehatan dan pelayanan gawat darurat
  • Lourdes M. Portus (2008) mengeksplorasi pemanfaatan HP bagi komunitas miskin kota Filipina
  1. HP dibeli secara kredit (empat kali bayar) dengan bunga 20% dan pengisian pulsa dengan prepaid
  2. HP dibeli untuk memperlihatkan status
  3. HP berguna untuk tetap berhubungan dengan keluarga di rumah mengantisipasi kriminalitas
  4. HP dimanfaatkan untuk memperluas pengawasan terhadap anak.
  • Christian Licoppe (2008) meneliti tentang nada panggil HP (ringtone) di Amerika Serikat
  1. Ringtone digunakan untuk membedakan atau mengenali penelepon
  2. Ringtone dianggap mewakili “musik dalam pikiran” dan ekspresi diri
  3. Ringtone dimanfaatkan untuk memberikan kesenangan bagi penelepon jika tidak diangkat
  • Scott Campbell (2007) mensurvei tentang penggunaan HP dalam konteks Apparatgeist dan Fashion di Hawaii
  1. Apparatgeist = ‘spirit of machine’, kebiasaan manusia dalam mengadopsi HP (Katz & Aakhus, 2002)
  2. HP menjadi alat berkomunikasi untuk membangun relasi, keamanan, kenyamanan, dan ekspresi diri
  3. HP menjadi simbol gaya hidup, fashion dalam teknologi, representasi anggota kelompok.
  • Naomi S. Baron (2008) meneliti tentang volume suara dan multitasking dalam HP
  1. Perempuan merasa lebih terganggu ketika mendengarkan ringtone dan suara orang bertelepon dengan menggunakan HP karena lokasi yang tidak pas (spt. rumah ibadah, toilet)
  2. Laki-laki merasa terganggu ketika ada orang lain yang mendengarkan (‘nguping’) pembicaraannya di HP
  3. 73,9% mahasiwa melakukan multitasking baik antara komputer, HP, dan komunikasi face-to-face
  • Richard S. Ling (2008) meneliti dengan kohesi dan ritual sosial dalam penggunaan HP
  1. SMS menjadi alat untuk mempererat interaksi antara pasangan yang sedang berpacaran di Jepang (Ito, 2005)
  2. HP menjadi alat untuk mengucapkan selamat (mis. HUT) tanpa dibatasi ruang dan waktu
  3. Penggunaan kata “hug” sebagai penutup dalam SMS spt: “Have a good night, hug”, “Do you want to spend the night? Hug”.
  • Kakuko Miyata, Jeffrey Boase, dan Barry Wellman (2002, 2004, 2005) meneliti tentang pengaruh sosial ‘Keitai’ (Internet berbasis HP).
  1. Penggunaan keitai lebih banyak untuk email dibandingkan dengan PC.
  2. Keitai menjadi alat utama komunikasi yang berguna untuk menjaga hubungan antara sesama pengguna spt kedekatan emosional dan bantuan finansial.
  • Ilpo Koskinen (2008) meneliti tentang Multimedia Service (MMS):
  1. MMS digunakan untuk “moblog”, mobile blogs, citizen journalism, dan media massa bergerak.
  2. MMS memberikan elemen sosial, sensual, dan emosi.
  3. MMS mengarahkan masyarakat pada kelompok yang nomaden.
  • On-Kwok Lai (2008)meneliti penggunaan HP di Jepang untuk perlindungan anak-anak salah satunya dengan RFID:
  1. Lebih dari 81% responden sangat menyukainya untuk mendapatkan informasi keberangkatan dan kedatangan anak-anaknya (MIC 2005, 2006)
  2. NTT DoCoMo membuat pasar “kids mobile” untuk keamanan dengan alarm 100 dB dan panggilan darurat (MIC, 2006)
  3. Orang tua berlangganan “ima-doco” (Where are you now?) (Japan Times, 2005).
  • Peter B. White dan Naomi Rosh White (2008) meneliti penggunaan HP di kalangan turis di Selandia Baru
  1. HP digunakan untuk mendapatkan dukungan emosi dari rumah dan kekangenan terhadap keluarga
  2. SMS lebih banyak dipergunakan untuk menjaga kontak sedangkan Voice digunakan untuk keadaan daruratHP menjadi representasi kehadiran dengan keluarga, teman, dan rekan bisnis selama liburan
  • Jonathan Donner, Nimmi Ragaswamy, Molly Wright Steenson, and Carolyn Wei (2008) meneliti penggunaan HP di keluarga kalangan menengah di India
  1. Karena masalah finansial, HP dipinjamkan, di sewa dan pembayaran tagihannya dikumpulkan secara kolektif dalam anggota keluarga
  2. Pada keluarga yang ingin selalu dekat dengan anggota keluarga lainnya, HP digunakan untuk berkomunikasi tanpa harus bertemu secara fisik
  3. Bagi pasangan pacaran yang berbeda kasta, HP menjadi alat untuk membangun relasi romantis tanpa harus takut diketahui dan ditentang oleh keluarga masing-masing
  • Mohammad Ibahrine (2008) meneliti penggunaan HP di Arab
  1. 90% remaja Arab menggunakan SMS, “Arab Generation Txt” (Arab Advisory Group, 2005)
  2. Bluetooth menjadi alat untuk bertukar nomor HP antara laki dan perempuan tanpa harus dihalangi atau dibatasi oleh Mutawaeen (Aboud, 2005)
  3. Adanya pelarangan penggunaan kamera HP di shopping mall (Kawach, 2003) dan pemisahan shopping mall (Daoussary, 2006)
  4. Adanya UU yang melarang penggunaan teknologi Bluetooth di Bahrain (Daoussary, 2006)
  • Mohammad Ibahrine (2008) meneliti penggunaan HP di Arab:
  1. 96% responden pada American University di Kairo dan Universitas Kairo percaya bahwa diperlukan aturan baru untuk meregulasi HP di ruang publik
  2. Pemerintah Saudi Arabia melarang penggunaan HP untuk memilih “Star Academy” (Saudi Arabia Idol) (Hammond, 2005)
  3. HP digunakan untuk mendapatkan pasangan dalam kawin kontrak (Misyar) (Al-Arabiya.net, 2005)
  4. SMS banyak digunakan untuk mengucapkan Selamat Idul Fitri (Howeidy, 2006)
  • Mohammad Ibahrine (2008) meneliti penggunaan HP di Arab:
  1. Walaupun ada fatwa tentang pelarangan penggunaan HP berkamera (Mishkas, 2004, Geledi, 2005), Fatwa-fatwa juga didistribusikan melalui SMS spt:
“Penggunaan SMS antara anak laki-laki dan perempuan diharamkan oleh Syariah Islam, dan yang mengarah kepada tindakan tersebut dilarang….” (International Islamic News Agency, 2004).
  • Shahiraa Sahul Hameed (2008) meneliti efek penggunaan HP di Singapura
  1. HP menyebabkan pengurangan sentralisasi pengawasan di sekolah sejak murid memiliki alat untuk mengakses dan memberikan akses di luar sekolah
  2. Muslim Religious Council of Singapore (MUIS) dan Registar of Muslim Marriage (ROMM) menerima penggunaan SMS untuk talak, namun akan memberikan denda SGD 500 (3 juta rupiah) atau 6 bulan hukuman penjara di bawah UU Syariah Islam jika tidak melapor ke Pengadilan Syariah dalam waktu 6 hari setelah pengiriman SMS.
  3. Pemerintah Singapura meminta penggunaan kartu prabayar untuk melakukan registrasi dan membatasi seseorang untuk tidak memiliki lebih dari 10 SIM Card.
  • Shahiraa Sahul Hameed (2008) meneliti efek penggunaan HP di Singapura
  1. HP menyebabkan pengurangan sentralisasi pengawasan di sekolah sejak murid memiliki alat untuk mengakses dan memberikan akses di luar sekolah
  2. Muslim Religious Council of Singapore (MUIS) dan Registar of Muslim Marriage (ROMM) menerima penggunaan SMS untuk talak, namun akan memberikan denda SGD 500 (3 juta rupiah) atau 6 bulan hukuman penjara di bawah UU Syariah Islam jika tidak melapor ke Pengadilan Syariah dalam waktu 6 hari setelah pengiriman SMS.
  3. Pemerintah Singapura meminta penggunaan kartu prabayar untuk melakukan registrasi dan membatasi seseorang untuk tidak memiliki lebih dari 10 SIM Card.
  • Howard Rheingold (2008) meneliti dan mendokumentasikan tentang HP dan SMS sebagai alat yang mempengaruhi demonstrasi publik dan pemilihan umum
  1. Di Ghana, HP menjadi alat untuk melaporkan kebohongan di tempat pemungutan suara ke stasiun radio lokal
  2. Di Kenya, SMS menjadi alat kampanye, berita polling, dukungan politik (Kagai, 2002; Kalondo, 2005)
  3. Di Hungaria, SMS menjadi alat propaganda politik selama pemilu (Danyi & Sukosd, 2003)
  4. Di Italia, SMS menjadi kampanye untuk PM Silvio Berlusconi, ‘Sostieni Molto Silvio’ yang berarti ajakan untuk mengirimkan kalimat promosi ke lima orang berikutnya (Rhiengold, 2008).
  • Howard Rheingold (2008) meneliti dan mendokumentasikan tentang HP dan SMS sebagai alat yang mempengaruhi demonstrasi publik dan pemilihan umum
  1. Di Korea Selatan, SMS menjadi salah satu alat untuk mendukung calon “underdog” yang kemudian menjadi presiden terpilih.
  2. Di Filipina, SMS memainkan peran penting dalam menjatuhkan rezim Estrada (Shantiran, 2003)
  3. Di Spanyol, SMS menjadi alat untuk mempertanyakan kebijakan pemerintah dan memanggil para demonstran (Adelman, 2004)
  4. Di Amerika, SMS dan Blackberry menjadi alat untuk kampanye, koordinasi antar anggota kongres, komunikasi darurat setelah 9/11 (Teachout, 2003)
  • Thomas Molony (2008) meneliti tentang penggunaan HP di luar tujuan pembangunan di Tanzania, Zambia, dan Madagascar:
  1. Di Tanzania, HP menjadi salah satu komponen penting dalam transaksi seks perempuan muda selain untuk mendapatkan mobil (car) dan uang tunai (cash).
  2. Di Zambia, perempuan muda melakukan transaksi seks untuk mendapatkan HP terbaru dan pulsa (Cole, 2004)
  3. Di Madagascar, kepemilikan HP memperlihatkan kekuasaan dan otoritas dalam rumah tangga (Cole, 2004).
  • Bart Barendregt dan Raul Pertierra (2008) meneliti penggunaan HP terkait dengan supranatural di Filipina dan Indonesia:
  1. Di Filipina, terdapat cerita-cerita tentang menerima HP tanpa ada nomor yang memanggil, batere yang tiba-tiba habis, atau HP yang berpindah tempat
  2. Di Indonesia, banyak orang mau membeli no. cantik karena percaya dengan primbon, hong shui atau feng shui
  3. Di salah satu universitas di Jawa, HP digunakan oleh seorang pustakawan menjadi perantara untuk berkomunikasi dengan dukun di kampung halamannya dengan mahasiswa universitas tsb untuk mendapatkan prediksi angka lotere.
  • James E. Katz da Sophia Krzys Acord (2008) meneliti tentang penggunaan HP sebagai alat untuk mobile gaming di Jepang dengan menemukan tiga jenis pemain game: Hardcore, Casual, dan Social Gamers
  • Youn-ah Kong (2008) meneliti tentang online community dalam mobile communication di Korea menemukan adanya hubungan antara penggunaan mobile communication dalam online social networking dengan interaksi sosial.




§

Selasa, 23 Desember 2008

SEJARAH HANDPHONE

Handphone Begitu populer saat ini, bahkan mulai beberapa tahun lalu, Hp atau Handphone seolah sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat indonesia, mau dagang sayur, tukang sampah, sampe anggota DPR tak ketinggalan menggunakan fasilitas yang 10 tahun lalu di anggap wah, atau barang mewah.

Selain hal yang saya sebutkan diatas, Handphone kini menjadi kebutuhan pokok orang indonesia di karenakan juga karena harga nya yang Murah, banyak Hp Murah beredar dengan kualitas yang lumayan canggih. Tapi apakah anda tau sejarah awal Hp itu ada? Berikut adalah secuil sejarah Handphone atau yang biasa di singkat Hp di indonesia.

Sejarah telepon seluler atau yang kita kenal HP, ternyata sudah ada dari jaman penjajahan, yaitu kira-kira tahun 1947 di negara paman sam alias Amrik dan Eropa sana. Pada tahun 1910 adalah cikal bakal telepon seluler yang ditemukan oleh Lars Magnus Ericsson, yang merupakan pendiri perusahaan Ericsson yang kini di kenal dengan perusahaan Sony Ericsson. Pada awalnya, orang Swedia ini medirikan perusahaan Ericsson memfokuskan terhadap bidang bisnis perlaan telegraf, dan perusahaanya juga tidak terlalu besar pada waktu itu.

Pada tahun 1921 pertama kalinya Departemen Kepolisian Detroit Michigan menggunakan teleopn mobile yang terpasang di semua mobil polisi dengan menggunakan freuensi 2 MHz.

Pada tahun 1960, di Finlandia sebuah perusahaan bernama Fennis Cable Works yang semula berbisnis dibidang kabel, melakukan ekspensi dengan mendirikan perusahaan elektronik yang bernama Nokia sebagai handset telepon seluler.

Tahun 1970-an perkembangan telepon mobile menjadi pesat dengan di dominasi oleh 3 perusahaan besar yaitu di Eropa dengan perusahaan Nokia dan rerusahaan Mototola-nya.

Pada tahun 1969, sistem telekomunikasi seluler dikomersialkan. Setelah tahun 1970, telekomunikasi seluler semakin sering dibicarakan orang. Motorola mengenalkan telepon genggam tiga tahun kemudian. Ukurannya memang cukup besar dengan antena pendek. Ada pula ponsel dengan ukuran sekoper. Dr Cooper yang menjadi manajer proyek inovasi Motorola itu memasang base station di New York. Untuk proyek ini Motorola bekerja dengan Bell Labs. Penemuan ini sekaligus diklaim sebagai penemuan ponsel pertama. Di suatu pagi 3 April 1973,Cooper, saat itu menjabat sebagai general manager pada Divisi Communication Systems Motorola mempertunjukkan cara berkomunikasi aneh dari terminal telepon portable. Dia mencoba ponsel ‘raksasanya’ sambil berjalan–jalan di berbagai lokasi di New York. Itulah saat pertama ponsel ditampilkan dan digunakan di depan publik.

Dalam pertunjukan itu, Cooper menggunakan ponsel seberat 30 ounce sekitar (800 gram) atau sepuluh kali lipat dibandingkan rata – rata ponsel yang beredar saat ini.

Demikian lah sejarah hp yang selama ini kita gunakan, kalo dulu orang memiliki hp sudah merupakan sebuah barang yang wah, tapi kini anak SD yang memiliki dua buah handphone merupakan hal yang sangat biasa. Perkembangan teknologi tak akan berhenti disini, masih banyak inovasi yang mungkin akan terus muncul pada musim-musim mendatang. Kita nantikan saja…

SUMBER : www.hpmurah.info/2008/11/sejarah-hp/ - 34k

SEJARAH TELEVISI

Pada tahun 1873 seorang operator telegram menemukan bahwa cahaya mempengaruhi resistansi elektris selenium. Ia menyadari itu bisa digunakan untuk mengubah cahaya kedalam arus listrik dengan menggunakan fotosel silenium (selenium photocell)

Kemudian piringan metal kecil berputar dengan lubang-lubang didalamnya ditemukan oleh seorang mahasiswa yang bernama Paul Nipkow di Berlin, Jerman pada tahun 1884 dan disebut sebagai cikal bakal lahirnya televisi. Sekitar tahun 1920 John Logie Baird dan Charles Francis Jenkins menggunakan piringan karya Paul Nipkow untuk menciptakan suatu sistem dalam penangkapan gambar, transmisi, serta penerimaannya. Mereka membuat seluruh sistem televisi ini berdasarkan sistem gerakan mekanik, baik dalam penyiaran maupun penerimaannya. Pada waktu itu belum ditemukan komponen listrik tabung hampa (Cathode Ray Tube)

Televisi elektronik agak tersendat perkembangannya pada tahun-tahun itu, lebih banyak disebabkan karena televisi mekanik lebih murah dan tahan banting. Bukan itu saja, tetapi juga sangat susah untuk mendapatkan dukungan finansial bagi riset TV elektronik ketika TV mekanik dianggap sudah mampu bekerja dengan sangat baiknya pada masa itu. Sampai akhirnya Vladimir Kosmo Zworykin dan Philo T. Farnsworth berhasil dengan TV elektroniknya. Dengan biaya yang murah dan hasil yang berjalan baik, orang-orang mulai melihat kemungkinan untuk

Vladimir Zworykin, yang merupakan salah satu dari beberapa pakar pada masa itu, mendapat bantuan dari David Sarnoff, Senior Vice President dari RCA (Radio Corporation of America). Sarnoff sudah banyak mencurahkan perhatian pada perkembangan TV mekanik, dan meramalkan TV elektronik akan mempunyai masa depan komersial yang lebih baik. Selain itu, Philo Farnsworth juga berhasil mendapatkan sponsor untuk mendukung idenya dan ikut berkompetisi dengan Vladimir.

TV ELEKTRONIK
Baik Farnsworth, maupun Zworykin, bekerja terpisah, dan keduanya berhasil dalam membuat kemajuan bagi TV secara komersial dengan biaya yang sangat terjangkau. Di tahun 1935, keduanya mulai memancarkan siaran dengan menggunakan sistem yang sepenuhnya elektronik. Kompetitor utama mereka adalah Baird Television, yang sudah terlebih dahulu melakukan siaran sejak 1928, dengan menggunakan sistem mekanik seluruhnya. Pada saat itu sangat sedikit orang yang mempunyai televisi, dan yang mereka punyai umumnya berkualitas seadanya. Pada masa itu ukuran layar TV hanya sekitar tiga sampai delapan inchi saja sehingga persaingan mekanik dan elektronik tidak begitu nyata, tetapi kompetisi itu ada disana.

TV RCA, Tipe TT5 1939, RCA dan Zworykin siap untuk program reguler televisinya, dan mereka mendemonstrasikan secara besar-besaran pada World Fair di New York. Antusias masyarakat yang begitu besar terhadap sistem elektronik ini, menyebabkan the National Television Standards Committee [NTSC], 1941, memutuskan sudah saatnya untuk menstandarisasikan sistem transmisi siaran televisi di Amerika. Lima bulan kemudian, seluruh stasiun televisi Amerika yang berjumlah 22 buah itu, sudah mengkonversikan sistemnya kedalam standard elektronik baru.

Pada tahun-tahun pertama, ketika sedang resesi ekonomi dunia, harga satu set televisi sangat mahal. Ketika harganya mulai turun, Amerika terlibat perang dunia ke dua. Setelah perang usai, televisi masuk dalam era emasnya. Sayangnya pada masa itu semua orang hanya dapat menyaksikannya dalam format warna hitam putih.

TV BERWARNA
Sebenarnya CBS sudah lebih dahulu membangun sistem warnanya beberapa tahun sebelum rivalnya, RCA. Tetapi sistem mereka tidak kompatibel dengan kebanyakan TV hitam putih diseluruh negara. CBS yang sudah mengeluarkan banyak sekali biaya untuk sistem warna mereka harus menyadari kenyataan bahwa pekerjaan mereka berakhir sia-sia. RCA yang belajar dari pengalaman CBS mulai membangun sistem warna menurut formatnya. Mereka dengan cepat membangun sistem warna yang mampu untuk diterima pada sistem warna dan sistem hitam putih. Setelah RCA memamerkan kemampuan sistem mereka, NTSC membakukannya untuk siaran komersial thn 1953.

Berpuluh tahun kemudian hingga awal milenium baru abad 21 ini, orang sudah biasa berbicara lewat telepon selular digital dan mengirim e-mail lewat jaringan komputer dunia, tetapi teknologi televisi pada intinya tetap sama. Tentu saja ada beberapa perkembangan seperti tata suara stereo dan warna yang lebih baik, tetapi tidak ada suatu lompatan besar yang mampu untuk menggoyang persepsi orang tentang televisi. Tetapi semuanya secara perlahan mulai berubah, televisi secara bertahap sudah memasuki era digital.

SUMBER : misteridigital.wordpress.com/2007/09/24/sejarah-televisi/ - 80k

Senin, 15 Desember 2008

Tantangan Masa Depan Konvergensi Media

Berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi (information and communication technology / ICT) selama dekade terakhir membawa tren baru di dunia industri komunikasi yakni hadirnya beragam media yang menggabungkan teknologi komunikasi baru dan teknologi komunikasi massa tradisional. Pada dataran praktis maupun teoritis, fenomena yang sering disebut sebagai konvergensi media ini memunculkan beberapa konsekuensi penting. Di ranah praktis, konvergensi media bukan saja memperkaya informasi yang disajikan, melainkan juga memberi pilihan kepada khalayak untuk memilih informasi yang sesuai dengan selera mereka. Tidak kalah serius, konvergensi media memberikan kesempatan baru yang radikal dalam penanganan, penyediaan, distribusi dan pemrosesan seluruh bentuk informasi baik yang bersifat visual, audio, data dan sebagainya (Preston: 2001).

Fenomena jurnalisme online sekarang ini menjadi contoh menarik. Khalayak pengakses media konvergen alias ”pembaca” tinggal meng-click informasi yang diinginkan di komputer yang sudah dilengkapi dengan aplikasi internet untuk mengetahui informasi yang dikehendaki dan sejenak kemudian informasi itupun muncul.

Alhasil, aplikasi teknologi komunikasi terbukti mampu mem-by pass jalur transportasi pengiriman informasi media kepada khalayaknya. Di sisi lain, jurnalisme online juga memampukan wartawan untuk terus-menerus meng-up date informasi yang mereka tampilkan seiring dengan temuan-temuan baru di lapangan. Dalam konteks ini, konsekuensi lanjutnya adalah berkurangnya fungsi editor dari sebuah lembaga pers karena wartawan relatif mempunyai kebebasan untuk segera meng-up load informasi baru tanpa terkendala lagi oleh mekanisme kerja lembaga pers konvensional yang relatif panjang.

Pada aras teoritik, dengan munculnya media konvergen maka sejumlah pengertian mendasar tentang komunikasi massa tradisional terasa perlu diperdebatkan kembali. Konvergensi menimbulkan perubahan signifikan dalam ciri-ciri komunikasi massa tradisional atau konvensional. Media konvergen memadukan ciri-ciri komunikasi massa dan komunikasi antarpribadi dalam satu media sekaligus. Karenanya, terjadi apa yang disebut sebagai demasivikasi (demasssification), yakni kondisi di mana ciri utama media massa yang menyebarkan informasi secara masif menjadi lenyap. Arus informasi yang berlangsung menjadi makin personal, karena tiap orang mempunyai kebebasan untuk memilih informasi yang mereka butuhkan.

Dalam catatan McMillan (2004), teknologi komunikasi baru memungkinkan sebuah media memfasilitasi komunikasi interpersonal yang termediasi. Dahulu ketika internet muncul di penghujung abad ke-21, pengguna internet dan masyarakat luas masih mengidentikkannya sebagai ”alat” semata. Berbeda halnya sekarang, internet menjadi ”media” tersendiri yang bahkan mempunyai kemampuan interaktif. Sifat interactivity dari penggunaan media konvergen telah melampaui kemampuan potensi umpan balik (feedback), karena seorang khalayak pengakses media konvergen secara langsung memberikan umpan balik atas pesan-pesan yang disampaikan. Karakteristik komunikasi massa tradisional di mana umpan baliknya tertunda menjadi lenyap karena kemampuan interaktif media konvergen. Oleh karenanya, diperlukan pendekatan baru di dalam melihat fenomena komunikasi massa. Disebabkan karena sifat interactivity media komunikasi baru, maka pokok-pokok pendekatan linear (SMCRE = source à message à channel à receiver à effect/feedback) komunikasi massa terasa kurang relevan lagi untuk media konvergen.

Dalam konteks yang lebih luas, konvergensi media sesungguhnya bukan saja memperlihatkan perkembangan teknologi yang kian cepat. Konvergensi mengubah hubungan antara teknologi, industri, pasar, gaya hidup dan khalayak. Singkatnya, konvergensi mengubah pola-pola hubungan produksi dan konsumsi, yang penggunaannya berdampak serius pada berbagai bidang seperti ekonomi, politik, pendidikan, dan kebudayaan. Di negara maju semacam Amerika sendiri terdapat tren menurunnya pelanggan media cetak dan naiknya pelanggan internet. Bahkan diramalkan bahwa dalam beberapa dekade mendatang di negara tersebut masyarakat akan meninggalkan media massa tradisional dan beralih ke media konvergen. Jika tren-tren seperti itu merebak ke berbagai negara, bukan tidak mungkin suatu saat nanti peran pers online akan menggantikan peran pers tradisional.

Konvergensi memberikan kesempatan baru kepada publik untuk memperluas pilihan akses media sesuai selera mereka. Dari sisi ekonomi media, konvergensi berarti peluang-peluang profesi baru di dunia industri komunikasi. Tidak kalah pentingnya di dalam mempersiapkan sumber daya yang mampu merespon kebutuhan pasar ke depan adalah sektor pendidikan. Pendidikan sekarang harus mampu merespon tantangan perubahan yang salah satunya diakibatkan oleh merebaknya media konvergen. Terutama untuk jenjang pendidikan tinggi, diperlukan bukan saja kurikulum yang merangkum pelbagai aspek teknis mekanis teknologi komunikasi baru (ICT); melainkan juga perlu ditanamkan kaidah-kaidah profesional sehingga pada saatnya nanti para lulusan dapat berkarya di masyarakat secara etis dan bertanggung jawab.

Regulasi Konvergensi
Sifat alamiah perkembangan teknologi selalu saja mempunyai dua sisi, positif dan negatif. Di samping optimalisasi sisi positif, antisipasi terhadap sisi negatif konvergensi nampaknya perlu dikedepankan sehingga konvergensi teknologi mampu membawa kemaslahatan bersama. Pada aras politik ini diperlukan regulasi yang memadai agar khalayak terlindungi dari dampak buruk konvergensi media. Regulasi menjaga konsekuensi logis dari permainan simbol budaya yang ditampilkan oleh media konvergen. Tujuannya jelas, yakni agar tidak terjadi tabrakan kepentingan yang menjadikan salah satu pihak menjadi dirugikan. Terutama bagi kalangan pengguna atau publik yang memiliki potensi terbesar sebagai pihak yang dirugikan alias menjadi korban dari konvergensi media.

Persoalan pertama regulasi menyangkut seberapa jauh masyarakat mempunyai hak untuk mengakses media konvergen, dan seberapa jauh distribusi media konvergen mampu dijangkau oleh masyarakat. Problem mendasar dari regulasi konvergensi media dalam konteks ini terkait dengan seberapa jauh masyarakat mempunyai akses terhadap media konvergen dan seberapa jauh isi media konvergen dapat dianggap tidak melanggar norma yang berlaku. Kekhawatiran sebagian kalangan bahwa isi media konvergen pada bagian tertentu akan merusak moral generasi muda merupakan salah satu poin penting yang harus dipikirkan oleh para pelaku media konvergen.

Beberapa pertanyaan pokok yang harus dijawab terkait dengan isu regulasi media konvergen adalah; pertama, siapa yang paling berkewajiban untuk membuat format kebijakan yang mampu mengakomodasi seluruh kepentingan aktor-aktor yang telibat dalam konvergensi dan kedua adalah bagaimana isi regulasi sendiri mampu menjawab tantangan dunia konvergen yang tak terbendung. Pertanyaan terakhir ini menarik, karena perkembangan teknologi umumnya selalu mendahului regulasi. Dengan kata lain, regulasi hampir selalu ketinggalan jika dibandingkan dengan perkembangan teknologi komunikasi.

Dalam hal penciptaan regulasi konvergensi media, institusi yang paling berwenang membuat regulasi adalah pemerintah atau negara. Cara pandang demikian dapat dipahami jika dilihat dari fungsi negara sebagai regulatory agent di dalam menjaga hubungan antara pasar dan masyarakat. Di satu sisi negara memegang kedaulatan publik dan di sisi lain negara mempunyai apparatus yang berfungsi menjaga efektif tidaknya sebuah regulasi. Gambaran ideal dari hubungan tiga aktor konvergensi (negara, pasar, masyarakat) ini mestinya berlangsung secara harmonis dan seimbang. Jangan sampai terdapat salah satu pihak yang mendominasi yang lain, misalnya media konvergen cenderung mendominasi masyarakat, sementara masyarakat tidak punya pilihan lain selain menerima apa adanya tampilan-tampilan yang ada pada media.

Membangun sebuah regulasi yang komprehensif dan berdimensi jangka panjang tentu saja bukan hal yang mudah. Bahkan dalam konteks perkembangan teknologi komunikasi yang makin cepat, regulasi yang berdimensi jangka panjang nampaknya hampir menjadi satu hal yang mustahil. Adagium tentang regulasi yang selalu ketinggalan dibandingkan perkembangan teknologi mesti disikapi secara bijak. Pasalnya, sebuah bangunan kebijakan selalu mengandung celah multiinterpretasi sehingga bisa saja hal itu dimanfaatkan untuk menampilkan citraan media yang luput dari tujuan kebijakan. Di sisi lain, pada saat sebuah kebijakan disahkan dan dicoba diimplementasikan, boleh jadi telah muncul varian teknologi baru yang tak terjangkau oleh regulasi tersebut. Ini tidak berarti bahwa pembuatan regulasi tak harus dilakukan, bagaimanapun regulasi menjadi kebutuhan mendesak agar teknologi komunikasi baru tidak menjadi instrumen degradasi moral atau menjadi alat kelas berkuasa untuk menidurkan kesadaran orang banyak.

Regulasi tetap diperlukan untuk mengawal nilai-nilai kemanusiaan dalam hubungan antarmanusia itu sendiri. Beberapa isu menarik layak direnungkan dalam konteks penyusunan regulasi. Pertama adalah bagaimana pengambil kebijakan mendefinisikan batasan sektor-sektor yang akan dikenai kebijakan, misalnya saja soal hukum yang dapat dijalankan. Kedua bagaimana situasi pasar dan hak cipta diterjemahkan. Wilayah ini menyangkut soal self regulation dan kondisi standarisasi hak cipta. Ketiga, bagaimana soal akses pada jaringan media serta kondisi sistem akses itu sendiri. Persoalan seperti pengaturan decoder TV digital maupun content media menjadi layak kaji dalam hal ini. Keempat, akses pada spektrum frekuensi, kelima mengenai standar jangkauan atau sejauh mana media konvergen dapat dijangkau oleh khalayak serta apakah sebuah akses harus disertai dengan harga yang harus dibayar oleh khalayak. Dan terakhir menyangkut sejauh mana kepentingan khalayak diakomodasi oleh regulasi, misalnya sejauh mana freedom of speech dan kalangan minoritas benar-benar mendapat perlindungan dalam sebuah kebijakan.

Rabu, 05 November 2008

INTERNET DAN TEKNOLOGI WEBSITE

Web 3.0, Sebuah Bukti Inovasi Tiada HentiJika ingin melihat akan seperti apa perkembangan web di masa depan, maka Web 3.0 adalah jawabannya. Terobosan ini merupakan bukti bahwa teknologi World Wide Web selalu berkembang.Dunia maya (baca: Internet) telah banyak mempengaruhi kehidupan manusia dewasa ini. Semakin banyak orang yang menggantungkan perkembangan informasinya kepada Internet, sehingga teknologi yang dipergunakan dalam pembangunan sebuah situs web pun terus berkembang. Dari era pertama web dikembangkan (Web 1.0), dimana pengunjung hanya bisa mencari (searching) dan melihat-lihat (browsing) data informasi yang ada di web, kemudian bergeser pada era pengembangan web kedua (Web 2.0) di mana pengunjung mulai dapat melakukan interaksi dengan diatur oleh sistem yang ada pada web. Jenis interaksi yang dapat dilakukan pada era kedua ini antara lain untuk saling bertukar informasi (sharing), eksploitasi informasi, dan juga pembuatan komunitas-komunitas online seperti yang marak saat ini, seperti Friendster, Multiply, YouTube, dan lain-lain. Masing masing komunitas ini mempunyai kepentingannya sendiri dalam saling bertukar data maupun informasi yang mereka himpun. Dalam era inilah sebenarnya interaksi sosial dalam dunia maya mulai dikembangkan. Dan mulai dari era ini pulalah ide untuk mengembangkan aspek sosial sebuah web mulai dipikirkan.Aspek sosial yang dimaksud, terutama adalah aspek interaksi. Bagaimana sebuah web dapat memberikan sebuah interaksi sesuai dengan kebutuhan informasi setiap pemakaianya, merupakan sebuah tantangan utama dikembangkannya versi Web 3.0 ini. Walaupun hanya bersifat virtual 3D, namun ternyata banyak yang mengharapkan perkembangan teknologi web ini dapat memenuhi kebutuhan setiap bidang informasi, bahkan setiap orang yang mengunjunginya.Jika dianalogikan dalam kehidupan nyata, masyarakat kini ingin diperlakukan seperti seorang pengunjung butik dalam mendapatkan apa yang diinginkannya. Bukan seperti pengunjung supermarket yang dibiarkan mencari dan mendapatkan sendiri barang yang dinginkannya. Pengunjung sebuah web ingin dimengerti kemauannya oleh ‘toko’ penyedia informasi (dalam hal ini website). Inilah yang dimaksud dengan tantangan bagaimana sebuah web dapat mengerti dan membantu pengunjung dalam berinteraksi dengan semua informasi yang ada. Sehingga tak mengherankan jika kemudian ciri dari pengembangan web generasi ketiga ini adalah web yang bersifat ‘nyata’, benar-benar ada interaksi yang terjadi, kemudian dapat memberikan arahan atau ‘anjuran’ kepada pengunjung dalam mendapatkan informasi yang diharapkannya, dan tentu saja juga tetap bersifat ‘provide’ atau mampu menyediakan informasi yang dibutuhkan.Web 3.0 sendiri merupakan sebuah proyek pengembangan semantic web, yaitu sebuah sistem web yang dapat melacak setiap kaitan dari kata-kata yang terangkai, berkaitan dengan arti setiap kata yang dipakai. Tujuannya tentu saja agar web dapat menjadi media umum untuk bertukar informasi melalui dokumen-dokumen yang bahasanya dapat dimengerti oleh sistem, sehingga para pengunjung web dapat dengan mudah mencari data yang tepat atau minimal berkaitan dekat dengan apa yang kita maksud. Web 3.0 sendiri merupakan sebuah realisasi dari pengembangan sistem kecerdasan buatan (artificial intelegence) untuk menciptakan global meta data yang dapat dimengerti oleh sistem, sehingga sistem dapat mengartikan kembali data tersebut kepada pengunjung dengan baik.Saat ini adaptasi Web 3.0 mulai dikembangkan oleh beberapa perusahaan di dunia seperti secondlife, Google Co-Ops, bahkan di Indonesia sendiri juga sudah ada yang mulai mengembangkannya, yaitu Li’L Online (LILO) Community.Permasalahan lain yang potensial muncul adalah, sebagai teknologi masa depan, Web 3.0 juga membutuhkan kecepatan akses Internet yang memadahi dan spesifikasi komputer yang tidak enteng, hal ini disebabkan tak lain karena teknologi ini secara visual berbasis 3D. Sedangkan seperti yang kita tahu biaya akses Internet dengan kecepatan tinggi di Indonesia ini masih terbilang mahal bagi masyarakat umum. Belum lagi jika dihitung dari biaya spesifikasi perangkat komputer yang dibutuhkan, mungkin masyarakat Indonesia yang ingin menikmati kecanggihan layanan berbasis teknologi Web 3.0 masih harus menarik nafas penjang. Namun karena Web 3.0 sendiri masih dalam pengembangan, seiring dengan berlalunya waktu sebagai masyarakat Indonesia kita masih bisa mengharapkan bahwa biaya komunikasi, dalam hal ini koneksi Internet kecepatan tinggi akan semakin murah nantinya, sehingga terjangkau bagi masyarakat luas.

SUMBER:www.tboymaster.com/2008/04/web-30-sebuah-bukti-inovasi-tiada-henti/ - 44k